SEBELUMNYAMAAF KALO ANE REPOST GAN :sorry MOHON SEBELUM DI BACA :rate5 DULU YA GAN :ngakak LANGSUNG AJA YA GAN !!!! Reputasi profesionalitas Anda sangatlah penting dalam kesuksesan karir atau bisnis Anda, tapi terkadang ada hal-hal yang dapat merusak reputasi tersebut. Bahkan mungkin Anda tidak menyadarinya padahal hal-hal seperti ini cukup berharga untuk diperhatikan.
Sebutkan2 contoh hal yang merusak pada pemuaian. Question from @RahmanSaputra249 - Sekolah Menengah Pertama - Kimia. (tolong yah Kaka Kaka yang bisa usahakan benar yh dan pake format Diketahui, Ditanya, dan Dijawab) Answer. RahmanSaputra249 January 2019 | 0 Replies . Sebutkan contoh 2 hal yang merusak pemuaian
PenyebabHal Yang Bisa Merusak Keikhlasan adalah perlu diketahui dan dipahami dengan baik oleh kita. Karena tanpa kita sadari hal-hal sepele bisa menyebabkan kerusakan pada niat ikhlas yang ada di dalam hati kita. Ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dariNya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain.
Niatyang harus dicapai dalam bersedekah adalah keikhlasan pada barang yang disedekahkan. Salah satu ciri keikhlasan salah satunya bisa dicapai dengan tidak berbuat riya'. Kita tidak tergiur akan pujian orang lain atas kebajikan yang kita lakukan. Pikiran kita arahkan untuk meningkatkan taqwa pada Allah swt. 2. Sum'ah (menyebut harta sedekah)
8fK5Xc. Ada beberapa perkara yang disangka oleh sebagian orang merusak keikhlasan, akan tetapi ternyata tidak merusak keikhlasan. Perkara-perkara tersebut adalah Pertama Beramal dalam rangka mencari surga. Sebagian orang terlalu berlebihan dan salah faham tentang keikhlasan. Orang yang beramal sholeh karena mencari surga dinamakan oleh Robiโah al-Adawiyah dengan โPekerja yang burukโ. Ia berkata ู
ูุง ุนูุจูุฏูุชููู ุฎูููููุง ู
ููู ููุงุฑููู ูููุงู ุญูุจููุง ููู ุฌููููุชููู ููุฃููููููู ููุฃูุฌูููุฑู ุงูุณููููุกูุ ุจููู ุนูุจูุฏูุชููู ุญูุจููุง ูููู ููุดูููููุง ุฅูููููู โAku tidaklah menyembahNya karena takut neraka, dan tidak pula karena berharap surgaNya sehingga aku seperti pekarja yang buruk. Akan tetapi aku menyembahNya karena kecintaan dan kerinduan kepadaNyaโ Ihyaaโ Uluum ad-Diin 4/310 Demikian juga Al-Gozali mensifati orang yang seperti ini dengan orang yang ablah dungu. Ia barkata, ููุงููุนูุงู
ููู ููุฃูุฌููู ุงููุฌููููุฉู ุนูุงู
ููู ููุจูุทููููู ููููุฑูุฌููู ููุงููุฃูุฌูููุฑู ุงูุณููููุกู ููุฏูุฑูุฌูุชููู ุฏูุฑูุฌูุฉู ุงููุจููููู ููุฅูููููู ููููููุงููููุง ุจูุนูู
ููููู ุฅูุฐู ุฃูููุซูุฑู ุฃููููู ุงููุฌููููุฉู ุงููุจููููู ููุฃูู
ููุง ุนูุจูุงุฏูุฉู ุฐูููู ุงููุฃูููุจูุงุจู ููุฅููููููุง ูุงู ุชูุฌูุงููุฒู ุฐูููุฑู ุงูููู ุชูุนูุงููู ููุงููููููุฑู ูููููู ููุฌูู
ูุงูููู โฆ ููููุคููุงูุกู ุฃูุฑูููุนู ุฏูุฑูุฌูุฉู ู
ููู ุงููุงูููุชูููุงุชู ุฅูููู ุงููู
ูููููููุญู ููุงููู
ูุทูุนูููู
ู ููู ุงููุฌููููุฉู โSeseorang yang beramal karena surga maka ia adalah seorang yang beramal karena perut dan kemaluannya, seperti pekerja yang buruk. Dan derajatnya adalah derajat al-balh orang dungu, dan sesungguhnya ia meraih surga dengan amalannya, karena kebanyakan penduduk surga adalah orang dungu. Adapun ibadah orang-orang ulil albab yang cerdas maka tidaklah melewati dzikir kepada Allah dan memikirkan tentang keindahanNyaโฆ.maka mereka lebih tinggi derajatnya dari pada derajatnya orang-orang yang mengharapkan bidadari dan makanan di surgaโ Ihyaa Uluumid Diin 3/375 Tentunya ini adalah pendapat yang keliru. Bisa ditinjau dari beberapa sisi Pertama Allah telah mensifati para nabi dan juga pemimpin kaum mukminin bahwasanya mereka beribadah kepada Allah dalam kondisi takut dan berharap. Allah berfirman ุฃููููุฆููู ุงูููุฐูููู ููุฏูุนูููู ููุจูุชูุบูููู ุฅูููู ุฑูุจููููู
ู ุงููููุณููููุฉู ุฃููููููู
ู ุฃูููุฑูุจู ููููุฑูุฌูููู ุฑูุญูู
ูุชููู ููููุฎูุงููููู ุนูุฐูุงุจููู ุฅูููู ุนูุฐูุงุจู ุฑูุจูููู ููุงูู ู
ูุญูุฐููุฑูุง ูฅูง Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang harus ditakuti. QS Al-Isroo 57 Allah berfirman tentang Ibaadurrohman bahwasanya mereka takut dengan adzab neraka ููุงูููุฐูููู ูููููููููู ุฑูุจููููุง ุงุตูุฑููู ุนููููุง ุนูุฐูุงุจู ุฌููููููู
ู ุฅูููู ุนูุฐูุงุจูููุง ููุงูู ุบูุฑูุงู
ูุง ูฆูฅ Dan orang-orang yang berkata โYa Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekalโ.QS Al-Furqoon 65 Nabi Ibrahim alaihis salaam berkata dalam doanya ููุงุฌูุนูููููู ู
ููู ููุฑูุซูุฉู ุฌููููุฉู ุงููููุนููู
ู ูจูฅููุงุบูููุฑู ูุฃุจูู ุฅูููููู ููุงูู ู
ููู ุงูุถููุงูููููู ูจูฆูููุง ุชูุฎูุฒูููู ููููู
ู ููุจูุนูุซูููู ูจูง Dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, Dan ampunilah bapakku, karena Sesungguhnya ia adalah Termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. QS Asy-Syuโaroo 85-87 Allah memuji Nabi Zakariya dan juga Nabi Yahya alaihima as-salam dalam firmanNya ุฅููููููู
ู ููุงูููุง ููุณูุงุฑูุนูููู ููู ุงููุฎูููุฑูุงุชู ููููุฏูุนููููููุง ุฑูุบูุจูุง ููุฑูููุจูุง ููููุงูููุง ููููุง ุฎูุงุดูุนูููู ูฉู Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyuโ kepada kami. QS Al-Anbiyaa 90 Demikian juga Nabi Muhammad ๏ทบ terlalu banyak doa-doa beliau meminta surga dan terjauhkan dari neraka. Kedua Bahkan Allah mensifati para ulil albab orang-orang yang berakal dan cerdas bahwasanya mereka takut dengan adzab neraka dan mengarapkan janji Allah. Yang ini jelas bantahan terhadap Al-Ghozali yang menganggap orang yang mengharapkan surga dan takut neraka sebagai orang yang dungu. ุงูููุฐูููู ููุฐูููุฑูููู ุงูููููู ููููุงู
ูุง ููููุนููุฏูุง ููุนูููู ุฌููููุจูููู
ู ููููุชููููููุฑูููู ููู ุฎููููู ุงูุณููู
ูุงููุงุชู ููุงูุฃุฑูุถู ุฑูุจููููุง ู
ูุง ุฎูููููุชู ููุฐูุง ุจูุงุทููุง ุณูุจูุญูุงูููู ููููููุง ุนูุฐูุงุจู ุงููููุงุฑู ูกูฉูกุฑูุจููููุง ุฅูููููู ู
ููู ุชูุฏูุฎููู ุงููููุงุฑู ููููุฏู ุฃูุฎูุฒูููุชููู ููู
ูุง ูููุธููุงููู
ูููู ู
ููู ุฃูููุตูุงุฑู ูกูฉูขุฑูุจููููุง ุฅููููููุง ุณูู
ูุนูููุง ู
ูููุงุฏูููุง ููููุงุฏูู ูููุฅูู
ูุงูู ุฃููู ุขู
ููููุง ุจูุฑูุจููููู
ู ููุขู
ููููุง ุฑูุจููููุง ููุงุบูููุฑู ููููุง ุฐููููุจูููุง ูููููููุฑู ุนููููุง ุณููููุฆูุงุชูููุง ููุชููููููููุง ู
ูุนู ุงูุฃุจูุฑูุงุฑู ูกูฉูฃุฑูุจููููุง ููุขุชูููุง ู
ูุง ููุนูุฏูุชูููุง ุนูููู ุฑูุณููููู ูููุง ุชูุฎูุฒูููุง ููููู
ู ุงููููููุงู
ูุฉู ุฅูููููู ูุง ุชูุฎููููู ุงููู
ููุนูุงุฏู ูกูฉูค Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata โYa Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami mendengar seruan yang menyeru kepada iman, yaitu โBerimanlah kamu kepada Tuhanmuโ, Maka Kamipun beriman. Ya Tuhan Kami, ampunilah bagi Kami dosa-dosa Kami dan hapuskanlah dari Kami kesalahan-kesalahan Kami, dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan Kami, berilah Kami apa yang telah Engkau janjikan kepada Kami dengan perantaraan Rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan Kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.โ QS Ali Imroon 191-194 Ketiga Setelah Allah menyebutkan tentang kenikmatan-kenikmatan di surga lalu Allah memerintahkan para hambaNya untuk saling berlomba-lomba dalam memperolehnya. ููููู ุฐููููู ููููููุชูููุงููุณู ุงููู
ูุชูููุงููุณูููู ูขูฆ dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. QS Al-Muthoffifin 26 Keempat Terlalu banyak ayat dalam al-Qurโan penjelasan tentang nikmat-nikmat surga. Maka jika seseorang tercela mengharapkan kenikmatan surga maka seakan-akan Allah telah menyesatkan hamba-hambaNya dengan mengiming-iming mereka dengan nikmat surga. Demikian juga halnya Allah sering menyebutkan tentang perihnya adzab neraka. Kelima Diantara kenikmatan surga โbahkan yang merupakan puncak kenikmatan- adalah melihat wajah Allah. Karenanya Nabi ๏ทบ meminta kepada Allah nikmat ini, sebagaimana dalam doanya ููุฃูุณูุฃููููู ููุฐููุฉู ุงููููุธูุฑู ุฅูููู ููุฌููููู ููุงูุดูููููู ุฅูููู ููููุงุฆููู โDan aku memohon keledzatan memandang wajahMu, dan kerinduan untuk bertemu denganMuโ HR An-Nasaai no 1305 dan dishahihkan oleh Al-Albani Orang yang mengaku tidak berharap kenikmatan surga, maka apakah ia tidak ingin melihat wajah Allah?!! Enam Banyak hadits yang mempersyaratkan โpengharapan ganjaran dari Allahโ pada sebuah amalan. Contohnya sabda Nabi ๏ทบ ู
ููู ุตูุงู
ู ุฑูู
ูุถูุงูู ุฅูููู
ูุงููุง ููุงุญูุชูุณูุงุจูุง ุบูููุฑู ูููู ู
ูุง ุชูููุฏููู
ู ู
ููู ุฐูููุจููู โBarang siapa yang berpuasa di bulan ramadhan karena keimanan dan berharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah laluโ HR Al-Bukhari no 38 dan Muslim no 760 ู
ููู ุงุชููุจูุนู ุฌูููุงุฒูุฉู ู
ูุณูููู
ู ุฅูููู
ูุงููุง ููุงุญูุชูุณูุงุจูุง ุญูุชููู ููุตููููู ุนูููููููุง ูููููู ููููุฑูุงุทูุ ููู
ููู ุดูููุฏูููุง ุญูุชููู ุชูุฏููููู ูููููู ููููุฑูุงุทูุงูู ู
ููู ุงูุฃูุฌูุฑูุ ูููููู ููุง ุฑูุณููููู ุงูููู ููู
ูุง ุงููููููุฑูุงุทูุงููุ ููุงูู ู
ูุซููู ุงููุฌูุจููููููู ุงููุนูุธูููู
ููููู โBarangsiapa yang mengikuti janazah muslim karena keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah hingga disholatkan jenazah tersebut maka bagi dia qirot pahala, dan barangsiapa yang menghadiri janazah hingga dikubur maka baginya dua qirot pahalaโ. Maka dikatakan, โWahai Rasulullah, apa itu dua qirot?โ, Nabi berkata, โSeperti dua gunung besarโ HR Al-Bukhari no 47 Al-Khotthoobi berkata ุงุญูุชูุณูุงุจูุง ุฃููู ุนูุฒูููู
ูุฉู ูููููู ุฃููู ููุตูููู
ููู ุนูููู ู
ูุนูููู ุงูุฑููุบูุจูุฉู ููู ุซูููุงุจููู โIhtisaabanโ yaitu azimah tekad yaitu ia berpuasa karena berharap pahala dari Allahโ Fathul Baari 4/115 Kedua Beribadah disertai dengan niat mencari kemaslahatan dunia yang dizinkan oleh syariโat Banyak dalil yang menunjukan akan hal ini, diantaranya firman Allah ููููุณู ุนูููููููู
ู ุฌูููุงุญู ุฃููู ุชูุจูุชูุบููุง ููุถููุง ู
ููู ุฑูุจููููู
ู โTidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezki hasil perniagaan dari Tuhanmuโ QS Al-Baqoroh 198 Para ulama telah sepakat bahwa seseorang yang melaksanakan ibadah haji sambil berdagang maka hajinya sah, berdasarkan ayat ini. Tentunya seseorang yang berhaji sambil berdagang tidaklah ia memaksudkan dengan perdagangannya untuk Riyaโ. Karenanya perdagangannya tersebut bukanlah kesyirikan. Akan tetapi niatnya adalah ia berhaji sambil berdagang, dan berdasarkan ayat ini Allah membolehkan niat seperti ini. Contoh lagi sabda Nabi ๏ทบ ุฏูุงููููุง ู
ูุฑูุถูุงููู
ู ุจูุงูุตููุฏูููุฉู โObati orang-orang sakit diantara kalian dengan sedekahโ Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhiib no 744 Hadits ini menunjukan akan bolehnya seseorang bersedekah dengan niat agar orang yang sakit dari keluarganya disembuhkan oleh Allah dengan sebab sedekah tersebut. Nabi juga bersabda ู
ููู ุณูุฑูููู ุฃููู ููุจูุณูุทู ูููู ุฑูุฒููููู ุฃููู ููููุณููุฃู ูููู ููู ุฃูุซูุฑููู ููููููุตููู ุฑูุญูู
ููู โBarang siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturahmiโ HR Al-Bukhari no 2067 dan Muslim no 2557 Hadits ini jelas menunjukan akan bolehnya seseorang bersilaturahmi dengan niat agar dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya. Bahkan Allah berfirman ููู
ููู ููุชูููู ุงูููููู ููุฌูุนููู ูููู ู
ูุฎูุฑูุฌูุง ูขููููุฑูุฒููููู ู
ููู ุญูููุซู ูุง ููุญูุชูุณูุจู Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. QS At-Tholaaq 2-3 Ayat ini jelas bahwsanya boleh seseorang bertakwa kepada Allah dengan niat agar diberi jalan keluar oleh Allah dan diberi rizki dari arah yang tidak ia persangkakan. Sebagian ulama menyangka bahwasanya jika dalam ibadah tercampurkan/tersyarikatkan niat-niat keduniaan maka ibadah tersebut tidak sah. Akan tetapi hal ini merupakan kesalahan. Al-Imam Al-Qoroofi salah seorang ulama besar dari madzhab Maliki telah menjelaskan dengan gamblang tentang perbedaan antara Riyaโ dengan mencampurkan niat keduniaan dalam ibadah. Al-Qorofi rahimahullah berkata โPerbedaan yang ke 102, antara kaidah Riyaโ dalam peribadatan dengan kaidah tasyriik mencampurkan niat keduaniaan-pen dalam ibadah. Ketahuilah bahwasanya Riyaโ dalam peribadatan adalah syirik, serta mempersyerikatkan bersama Allah dalam ketaatannya. Dan hal ini melazimkan kemaksiatan dan dosa, serta batilnya ibadah tersebutโฆ. Penjelasan kaidah Riyaโ ini dan rahasainya adalah seseorang mengamalkan suatu amalan yang diperintahkan untuk bertaqorrub dan dia memaksudkan dengan amalan tersebut wajah Allah dan juga agar orang-orang mengagungkannya atau sebagian orang, maka dengan diagungkannya dia maka sampailah kemanfaatan orang-orang tersebut kepadanya atau ia terhindarkan dari gangguan mereka. Ini adalah kaidah dari salah satu dari dua model Riyaโ. Adapun model yang lain, yaitu ia beramal dengan suatu amalan yang ia sama sekali tidak mengharapkan wajah Allah, akan tetapi ia hanya ingin pengagungan/sanjungan manusia saja. Model ini dinamakan dengan riya yang ikhlas, adapun model yang pertama dinamakan dengan Riyaโ syirik, karena model ini tidak ada pensyarikatan semata-mata mengharapkan pujian manusia saja, adapun model yang pertama pensyarikatan antara manusia dan Allahโฆ. Adapun hanya sekedar pensyarikatan โseperti seseorang yang berjihad untuk menjalankan ketaatan kepada Allah dengan berjihad dan juga untuk memperoleh harta gonimah- maka hal ini tidaklah memudhorotkannya, serta ijmak kesepakatan/consensus ulama bahwasanya hal ini tidak haram baginya, karena Allah menjadikan harta gonimah dalam ibadah jihad. Maka tentunya ada perbedaan antara seseorang yang berjihad agar orang-orang mengatakan โia adalah seorang pemberaniโ, atau agar sang imam/pemimpin negara menghormatinya sehingga memberikannya banyak harta dari baitul maal, maka hal ini dan yang semisalnya adalah Riyaโ yang haram. Berbeda dengan seseorang yang berjihad untuk memperoleh budak tawanan wanita, hewan tunggangan perang, dan persenjataan musuh, maka hal ini tidaklah memudorotkannya, padahal ia telah mensyerikatkan niatnya-pen. Dan tidaklah dikatakan bahwasanya hal ini adalah riya, karena Riyaโ adalah ia beramal agar makhluk Allah melihatnyaโฆ maka barangsiapa yang tidak melihat dan tidak memandang maka tidaklah dikatakan pada suatu amalan โdari sisinya- adalah Riyaโ. Harta gonimah dan yang semisalnya tidaklah dikatakan ia melihat atau memandang, maka tidaklah benar jika dikatakan lafal Riyaโ kepada benda-benda ini karena mereka tidak melihat. Demikian pula seseorang yang haji lalu mensyarikatkan dalam hajinya maksud untuk berdagang, yaitu mayoritas tujuannya atau bahkan seluruhnya adalah bersafar untuk berdagang secara khusus, dan hajinya โia maksudkan atau tidak- akan tetapi hanya bersifat mengikuti tujuan dagangnya. Hal ini juga tidaklah merusak keabsahan hajiaya, dan tidak menimbulkan dosa dan kemaksiatan. Demikian pula orang yang berpuasa agar tubuhnya sehat, atau agar hilang penyakitnya yang bisa disembuhkan dengan puasa, maka jadilah penyembuhan merupakan tujuannya atau diantara tujuannya dan puasa dibarengkan dalam tujuannya. Lalu ia melakukan puasa disertai dengan tujuan-tujuan ini. Hal ini tidaklah merusak puasanya, bahkan Nabi ๏ทบ telah memerintahkan dalam sabdanya, โWahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang telah mampu maka menikahlah, barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa bisa menjadi perisai baginyaโ, yaitu pemutus syahwatnya. Maka Nabi memerintahkan berpuasa untuk tujuan ini, jika hal ini bisa merusak keabsahan puasa, tentunya Nabi tidak akan memerintahkan hal ini dalam peribadatan, dan juga tidak menyertakan tujuan ini dalam niat ibadah. Diantaranya juga orang yang memperbarui wudunya agar lebih segar dan lebih bersih. Seluruh tujuan-tujuan ini tidaklah terdapat padanya pengagungan makhluk. Akan tetapi hanyalah pensyerikatan perkara-perkara kemaslahatan yang tidak memiliki indra, dan tidak bisa memiliki indra penglihatan dan tidak layak untuk diagungkan. Maka hal ini tidaklah merusak keabsahan ibadahโฆ Benar bahwasanya tujuan-tujuan ini yang mencampuri ibadah bisa jadi mengurangi ganjaran ibadah. Ibadah yang tujuannya murni dan bersih dari tujuan-tujuan duniawi ini maka pahalanya lebih besar dan banyak. Adapun dosa dan batilnya ibadah maka tidaklah ada dalilnyaโ Al-Furuuq li Al-Qoroofi, tahqiq Umar Hasan Al-Qiyyaam, Muassasah Ar-Risalah, cetakan pertama 3/10-12 Akan tetapi tentunya ada perbedaan antara seseorang yang niatnya murni semata-mata karena mencari ganjaran akhirat, lantas setelah itu ia memperoleh kenikmatan-kenikmatan dunia. Maka orang yang seperti ini tentunya tidak berkurang sama sekali pahalanya. Berbeda dengan seseorang yang sejak awal beribadah dalam niatnya sudah tercampur niat keduniaan untuk memperoleh harta dunia maka orang inilah yang pahalanya berkurang. Lihat Ihkaam Al-Ahkaam karya Ibnu Daqiiq al-Ied hal 492, tahqiq Mushthofa syaikh, terbitan Muassasah Ar-Risalah, cetakan pertama Seorang yang berjihad niatnya semata-semata untuk menegakkan kalimat Allah dan berharap ganjara akhirat, lantas setelah itu ia memperoleh gonimah harta rampasan perang musuh maka pahalanya sempurna. Karenanya Nabi ๏ทบpun serta para sahabat mengambil harta rampasan perang. Berbeda halnya dengan seseorang yang sejak awal berangkat berjihad niatnya sudah tercampur dengan tujuan untuk memperoleh harta rampasan perang. Nabi ๏ทบ bersabda ; ู
ูุง ู
ููู ุบุงูุฒูููุฉู ุชูุบูุฒูู ููู ุณูุจููููู ุงูููู ููููุตูููุจููููู ุงููุบูููููู
ูุฉู ุฅููุงูู ุชูุนูุฌูููููุง ุซูููุซููู ุฃูุฌูุฑูููู
ู ู
ููู ุงูุขุฎูุฑูุฉู ููููุจูููู ููููู
ู ุงูุซููููุซู ููุฅููู ููู
ู ููุตูููุจููุง ุบูููููู
ูุฉู ุชูู
ูู ููููู
ู ุฃูุฌูุฑูููู
ู โTidaklah ada pasukan yang berjihad di jalan Allah lalu memperoleh harta gonimah kecuali mereka telah menyegerakan dua pertiga pahala akhirat mereka, dan tersisa bagi mereka sepertiga pahala akhirat mereka. Jika mereka tidak memperoleh gonimah maka sempurnalah pahala merekaโ HR Muslim no 1905 Karenanya mungkin kita bisa membagi permasalahan ini dalam beberapa bagian berikut Pertama Seseorang yang beribadah murni karena riyaโฆ, sama sekali tidak terbetik dalam hatinya keinginan untuk meraih pahal akhirat. Riya yang seperti ini jika selalu terjadi dalam peribadatan, maka hampir-hampir tidak dilakukan oleh seorang muslim, akan tetapi terjadi para orang-orang munafik Kedua Seseorang yang beribadah dengan Riyaโ, ia mengharapkan wajah Allah, ia mengharapkan ganjaran akhirat, akan tetapi ia juga mengharapkan pujian manusia, sanjungan dan pengagungan dari mereka terhadap dirinya. Inilah Riyaโ yang sering menimpa kaum muslimin. Ketiga Seseorang yang tatkala beribadah sama sekali tidak terbetik dalam hatinya untuk memperoleh ganjaran akhirat, akan tetapi niatnya murni untuk mencari perkara duniawi, inilah yang dinamakan oleh Al-Qoroofi dengan Riya nya ikhlas. Allah berfirman ููู
ููู ุงููููุงุณู ู
ููู ููููููู ุฑูุจููููุง ุขุชูููุง ููู ุงูุฏููููููุง ููู
ูุง ูููู ููู ุงูุขุฎูุฑูุฉู ู
ููู ุฎููุงูู Maka di antara manusia ada orang yang bendoa โYa Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di duniaโ, dan Tiadalah baginya bahagian yang menyenangkan di akhirat. QS Al-Baqoroh 200 Keempat Seseorang yang beribadah murni ikhlas karena Allah, dan tidak ada dalam niatnya untuk memperoleh pujian manusia, dan juga tidak ada niat untuk memperoleh tujuan duniawi. Maka orang seperti ini pahalanya sempurna, meskipun setelah itu ternyata ia memperoleh perkara-perkara dunia, baik dipuji atau memperoleh harta dunia karena amalannya maka sama sekali tidak mempengarui kesempurnaan pahalanya. Hal ini seperti seseorang yang setelah beramala sholeh lalu ia dipuji orang lain, dan kemudian dalam hatinya terbetik rasa gembira dengan pujian tersebut. Maka ini tidaklah mempengaruhi kesempurnaan pahala ibadanya yang telah ia kerjakan dengan ikhlas tidak mengharapkan pujian manusia. Ada yang menanyakan pada Rasulullah ๏ทบ, ุฃูุฑูุฃูููุชู ุงูุฑููุฌููู ููุนูู
ููู ุงููุนูู
ููู ู
ููู ุงููุฎูููุฑู ููููุญูู
ูุฏููู ุงููููุงุณู ุนููููููู ููุงูู ุชููููู ุนูุงุฌููู ุจูุดูุฑูู ุงููู
ูุคูู
ููู ยป. โBagaimana pendapatmu dengan orang yang melakukan suatu amalan kebaikan, lalu setelah itu dia mendapatkan pujian orang-orang. Nabi ๏ทบ mengatakan, โItu adalah berita gembira bagi seorang mukmin yang disegerakan.โ HR Muslim no 2642. An-Nawawi rahimahullah mengatakan, โIni pertanda bahwa Allah ridho dan mencintainya. Lalu Allah menjadi makhluk/manusia mencintainya pulaโ Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 16/189 Demikian pula seseorang yang berjihad ikhlas dan tidak terbetik dalam hatinya untuk mecari gonimah, lantas setelah itu iapun memperoleh harta gonimah. Kelima Seseorang yang beribadah ikhlas karena mengharapkan wajah Allah, akan tetapi ia menyertakan dalam niatnya tujuan-tujuan yang lain, maka kondisi orang ini ada tiga kemungkinan Tujuan-tujuan tersebut juga merupakan tujuan yang mulia dan berkaitan dengan akhirat. Maka orang seperti ini memperoleh ganjaran yang ganda berdasarkan niat gandanya. Contohnya seseorang imam yang sengaja memperpanjang rukuโnya karena ia merasa ada makmum yang terlambat yang segera ingin rukuโ bersamanya agar memperoleh pahala rakaโat. Maka imam ini telah melakukan dua kebaikan. Al-Iz bin Abdis Salaam berkata, โApakah perbuatan seorang imam yang menunggu makmum masbuq agar mendapatkan rukuโ termasuk kesyirikan?. Aku katakan bahwsanya sebagian ulama menyangka perkaranya demikian, akan tetapi perkaranya tidak sebagaimana yang mereka sangka. Justru hal ini adalah bentuk mengumpulkan dua qurbah amal sholeh, karena membantu makmum untuk mendapatkan rukuโ dan ini merupakan amal sholeh tersendiriโ Qowaaโid Al-Ahkaam Fi Mashoolih al-Anaam, karya Al-Izz bin Abdis Salaam 1/212, tahqiq DR Utsman Jumโat, Daarul Qolam Lalu Al-Izz bin Abdis Salaam menyebutkan dalil akan hal ini, yaitu bahwasanya ada seseorang yang sholat sendirian lalu Nabi ๏ทบ berkata, โุฃููุข ุฑูุฌููู ููุชูุตูุฏูููู ุนูููู ููุฐูุง ููููุตูููููู ู
ูุนูููุโ Adakah seseorang yang bersedekah terhadap orang ini, lalu sholat berjamaโah bersamanya?. HR Abu Dawud 574 dan dishahihkan oleh Al-Akbani. Lalu ada seseorang yang sholat bersama orang tersebut. Dan Nabi tidak menjadikan amalan ini sebagai suatu bentuk Riyaโ atau kesyirikan Lihat Qowaaโidul Ahkaam 1/213. Dalil lain yang menunjukan akan hal ini adalah sabda Nabi ๏ทบ ุฅููููู ููุฃูููููู
ู ุฅูููู ุงูุตูููุงูุฉู ููุฃูููุง ุฃูุฑูููุฏู ุฃููู ุฃูุทูููููู ููููููุงุ ููุฃูุณูู
ูุนู ุจููุงุกู ุงูุตููุจููููุ ูุฃุชูุฌูุฒูุ ูุฑุงููููุฉู ุฃููู ุฃูุดูููู ุนูููู ุฃูู
ูููู โSungguh aku hendak sholat dan aku ingin memperpanjang sholatku, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka akupun meringankan/mempercepat sholatku kawatir memberatkan ibunyaโ HR Abu Dawud no 755 dan dishahihkan oleh Al-Albani ุนููู ุฃูุจูู ูููุงูุจูุฉู ููุงูู ุฌูุงุกูููุง ู
ูุงูููู ุจููู ุงููุญูููููุฑูุซู ููู ู
ูุณูุฌูุฏูููุง ููุฐูุง ููููุงูู ุฅููููู ููุฃูุตููููู ุจูููู
ู ููู
ูุง ุฃูุฑูููุฏู ุงูุตูููุงูุฉู ุฃูุตููููู ูููููู ุฑูุฃูููุชู ุงููููุจููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุตููููู Dari Abu Qilabah ia berkata, โMalik bin Al-Huwairits radhiallahu anhu datang di masjid kami ini, lalu ia berkata, โSesungguhnya aku akan sholat mengimami kalian, dan sebenarnya aku tidak ingin sholat, aku sholat sebagaimana aku melihat Nabi shlallallalhu alaihi wa sallam sholatโ HR Al-Bukhari no 677. Al-Hafiz Ibnu Hajr berkata, โMalik bin al-Huwaits memandang bahwa mengajari tata cara sholat dengan praktek lebih jelas dari pada dengan perkataan. Ini dalil akan bolehnya hal ini, dan hal ini tidak termsuk dlam bab kesyirikan dalam ibadahโ Fathul Baari 2/163 Tujuan-tujuan tersebut berkaitan dengan dunia, akan tetapi diperbolehkan dalam syariโat berdasarkan dalil-dalil yang ada. Seperti seseorang yang bersilaturahmi selain ingin memperoleh pahala dari Allah ia juga ingin diperpanjang umurnya dan ditambah rizkinya. Atau seseorang yang bersedekah selain karena berharap pahala akhirat ia juga ingin sedekah tersebut sebagai sebab kesembuhan penyakit salah satu anggota keluarganya. Maka dzohir dalil-dalil tersebut menunjukan bahwa niat-niat keduniaan seperti ini tidak mengurangi kesempurnaan pahala ibadahnya. Karena tidak mungkin Nabi ๏ทบ memotivasi untuk beribadah dengan ganjaran dunia yang bisa mengurangi kesempurnaan pahala akhirat. Nabilah yang memotivasi untuk memperpanjang umur dan lapangnya rizki dengan bersilaturahmi. Tujuan-tujuan tersebut berkaitan dengan dunia, akan tetapi tidak ada nash/dalil khusus yang menjelaskan akan kebolehannya. Contoh tidak ada dalil bahwasanya jika seseorang menjadi imam masjid lantas akan dilapangkan rizkinya, atau seseorang yang berdakwah akan ditambah rizkinya. Maka kondisi orang yang seperti ini ada dua model Perkara dunia yang menjadi tujuannya ternyata ia tujukan untuk amalan akhirat. Contohnya seseorang yang menjadi imam dengan niat untuk memperoleh upah imam, lantas ia niatkan upah tersebut untuk menjalankan amal sholeh, seperti untuk berbakti kepada kedua orangtuanya, atau agar bisa bersedekah pada fakir miskin, dsb. Maka dzohirnya ia sama dengan model yang 1 di atas, yang memiliki tujuan ganda tapi seluruhnya merupakan tujuan akhirat. Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, โYang mustahab/disunnahkan adalah seseorang mengambil upah untuk bisa berhaji, bukan berhaji untuk mengmbil upah. Hal ini berlaku bagi seluruh upah yang diambil dari amal sholeh. Barang siapa yang mencari rizki mengambil upah agar bisa belajar atau agar bisa mengajar atau untuk berjihad maka baik. Sebagaimana datang dari Nabi ๏ทบ bahwasanya beliau bersabda ู
ูุซููู ุงูููุฐููููู ููุบูุฒููููู ู
ููู ุฃูู
ููุชูู ููููุฃูุฎูุฐููููู ุฃูุฌูููุฑูููู
ู ู
ูุซููู ุฃูู
ูู ู
ูููุณูู ุชูุฑูุถูุนู ุงุจูููููุง ููุชูุฃูุฎูุฐู ุฃูุฌูุฑูููุง โPermisalan orang-orang yang berperang berjihad dari umatku dan mengambil upah mereka gonimah dan lain-lain -pen seperti ibunya nabi Muasa yang menyusui ibunya lalu mengambil upahnyaโ Dilemahkan oleh Syaikh Al-Albani Nabi menyamakan mereka para mujahid dengan seseorang yang melakukan suatu pekerjaan karena suka dengan pekerjaan tersebut, sebagaimana ibunya Musa yang menyusui Nabi Musa. Hal ini berbeda dengan wanita penyusu sewaanโฆ Adapun orang yang berbuat dalam bentuk amal sholeh agar bisa memperoleh rizki maka ini termasuk amalan dunia. ููููุฑููู ุจููููู ู
ููู ูููููููู ุงูุฏูููููู ู
ูููุตูููุฏููู ููุงูุฏููููููุง ููุณูููููุฉู ููู
ููู ุชููููููู ุงูุฏููููููุง ู
ูููุตูููุฏููู ููุงูุฏูููููู ููุณูููููุฉู Maka berbeda antara seseorang yang agama merupakan tujuannya dan dunia hanyalah wasilah/perantara dengan seseorang yang dunia merupakan tujuan sedangkan agama adalah wasilah/perantaranya. Orang yang seperti ini dzohirnya ia tidak akan memperoleh bagian di akhiratโ Majmuโ Fatawa Ibnu Taimiyyah 26/19-20 Perkara dunia yang menjadi tujuannya adalah tidak ia kaitkan dengan tujuan akhirat. Seperti contohnya ia hanya ingin memperoleh upah imam dalam rangka tujuan-tujuan duniawi murni, maka inilah yang mengurangi kesempurnaan pahala akhirat dan ibadah yang ia lakukan. Ditulis oleh Ustadz DR. Firanda Andirja, MA Judul Berjihad Melawan Riyaโ Series
๏ปฟPenyebab Hal Yang Bisa Merusak Keikhlasan adalah perlu diketahui dan dipahami dengan baik oleh kita. Karena tanpa kita sadari hal-hal sepele bisa menyebabkan kerusakan pada niat ikhlas yang ada di dalam hati kita. Ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dariNya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain. Pengertian makna ikhlas dalam beramal memiliki peranan yang sangat penting, karena ia adalah syarat diterimanya amalan ibadah tersebut. Penyebab Hal Yang Bisa Merusak Keikhlasan Hal ini tercantum dalam sebuah ayat Alqur'an firman Allah yang artinya "Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus dan benar QS. Al-Bayyinah 5 . Setan adalah musuh terbesar manusia. Setan tidak akan pernah membiarkan manusia melakukan suatu amal kebaikan melainkan dia akan berusaha untuk merusak amalan tersebut. Begitulah yang terjadi jika seseorang berusaha untuk megikhlaskan ibadahnya, maka disitulah setan akan berusaha untuk membuat manusia tidak ikhlas atau riya' dalam melakukan suatu amalan ibadah. Sebagai seorang muslim kita harus mengetahui hal yang setan telah menjadikan tipuan didalamnya sehingga kita tidak terjebak di dalamnya. Berikut ini adalah faktor penyebab hilangnya keikhlasan pada diri seseorang antara lain adalah sebagai berikut Riya Yang dimaksud dengan pengertian definisi riyaโ adalah seseorang menampakkan amalnya dengan tujuan orang lain melihatnya dan memujinya. Perbuatan seperti ini adalah termasuk pembatal perusak keikhlasan. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan jika umatnya terjatuh dalam perbuatan tersebut. Rasulullah bersabda yang artinya "Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, maka para sahabat bertanya Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?โ. Beliaupun bersabda Syirik kecil itu adalah riyaโ. Pada hari kiamat ketika manusia dibalas dengan amal perbuatannya Allah akan berkata kepada orang-orang yang berbuat riyaโ, Pergilah kalian kepada apa-apa yang membuat kalian berbuat riyaโ, maka lihatlah apakah kalian mandapat balasan dari mereka". HR. Ahmad .Sumโah Sumโah adalah seseorang beramal dengan tujuan agar orang lain mendengar amalnya tersebut lalu memujinya. Maka bahaya sumโah sama dengan bahaya riyaโ dan pelakunya terancam tidak akan mendapatkan balasan dari Allah, bahkan Allah akan membuka semua keburukannya di hadapan manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya "Barangsiapa yang memperdengarkan amalannya maka Allah akan memperdengarkan kejelekan niatnya dan barang siapa yang beramal karena riyaโ maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia". HR. Bukhari dan Muslim Ujub Takabur Ujub adalah seseorang berbangga diri dengan amal-amalnya. Para ulama menerangkan bahwa ujub merupakan sebab terhapusnya pahala seseorang, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan bahwa ujub sebagai hal-hal yang membinasakan. Rasulllah shallallahu 'lalaihi wa sallam bersabda "Hal-hal yang membinasakan ada tiga yaitu berbangganya seseorang dengan dirinya, kikir yang dituruti, dan hawa nafsu yang diikuti" HR. Al-Bazzar . Maka hendaklah kita berhati-hati dari ujub dan dari segala hal yang merusak keihlasan dan menyadari bahwa segala amal shalih yang kita lakukan adalah rahmat dari Allah kepada kita, dan bukan semata-mata karena usaha kita. Kita memohon kepada Allah agar menjauhkan diri kita dari hal yang merusak nilai ibadah kita dan agar Allah menerima amal shalih yang kita lakukan.
sebutkan hal yang dapat merusak keikhlasan